Para siswa sekolah di Jalur Gaza mulai kembali ke sekolah, meski
sekolah mereka banyak yang sudah menjadi puing-puing akibat bombardir
serangan udara Israel yang berlangsung selama delapan hari.
Kementerian Pendidikan Gaza mengatakan, 52 sekolah rusak mulai dari
yang kondisinya ringan sampai berat akibat tembakan misil-misil zionis
Israel.
Direktur Kementerian Pendidikan Gaza Mahmoud Matar melakukan
kunjungan ke sekolah-sekolah di Gaza pada Sabtu (24/11), dan ia melihat
kondisinya hampir sama ketika Israel melakukan serangan brutalnya ke
Gaza pada Desember 2008.
“Pembangunan kembali sekolah-sekolah di Gaza membutuhkan biaya sekira
4 juta dollar. Beberapa sekolah terkena tembakan langsung misil Israel,
sedangan beberapa sekolah lainnya rusak karena dampak dari
gedung-gedung di dekatnya yang hancur oleh gempuran Israel,” jelas
Matar.
Organisasi bantuan internasional Oxfam awal pekan kemarin mengatakan
bahwa serangan udara Israel telah menghancurkan sebuah TK yang mereka
dirikan di Gaza, dan beberapa sekolah lainnya rusak berat.
Organisasi PBB Mine Action Service sekarang sedang melakukan survei
sekolah-sekolah yang rusak, dan saat melakukan survei mereka menemukan
sebuah misil dari pesawat F16 yang tidak meledak di dekat sebuah sekolah
yang hancur di Tal El-Rabee.
Komite HAM Anak PBB mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam
melihat kehancuran dan dampak dari krisis di Gaza terhadap anak-anak
Gaza.
“Hancurnya rumah-rumah, sekolah, jalan-jalan, dan fasilitas publik
lainnya akan berpengaruh besar pada anak-anak, dan membuat mereka
kehilangan hak-hak adasar mereka,” kata Komite HAM Anak PBB.
Direktur Kementerian Pendidikan Gaza Mahmoud Matar menyatakan, hari
pertama kembali ke sekolah dimanfaatkan untuk membersihkan sekolah dan
menyingkirkan puing-puing bangunan sekolah, sekaligus memberikan
dukungan psikologis pada para siswa sekolah di Gaza.
“Para siswa yang sekolahnya hancur akan belajar pada sore hari di
sekolah-sekolah yang bangunannya masih bisa digunakan, sampai sekolah
mereka diperbaiki atau dibangun kembali,” ujar Matar.
Kepala sekolah khusus anak perempuan di Al-Bureij–sekolah yang
disponsori PBB– Hanan Abu Yousif sempat tercengang melihat sekolahnya
sudah hancur menjadi puing-puing. “Sekolah yang selalu menang dalam
setiap kompetisi ini, kini sudah menjadi reruntuhan puing,” imbuhnya.
(aisyah/mn)
*) Sumber : http://knrp.or.id
0 komentar:
Post a Comment